Senin, 03 Mei 2021

Renungan Pernikahan Mengasihi seperti Kristus Joh 15:12

 

Mengasihi seperti Kristus

Joh 15:12

Saudara saudari yang dikasihi Tuhan Yesus secara khusus saudara pengantin.

Sai jotjot do hudok ia Pernikahan itu senantiasa memiliki misteri. Ai godang do nasohapingkiran di pernikahan. Baik di prosesna suang songon i nang dung marhasohotan. Sada sian misteri i boi dohonon do marhadomuan tu umur ni namarhasohotan, dan juga lama pacara. Ada yang pacaran bertahun tahun tapi tidak jadi suami istri, ada ynag kenal hanya 7 bulan seperti saudara berdua tapai langsung jadi suami istri.

Aha naeng sidohonon nami disi? ima ai holong ni roha i ndada ditontuhon usia/umur ni sasahalak. Holong ni roha tutu situtu  melampaui batas batas usia jala patut si hamauliatehononton do i. Ido nang sada partinandaan ia holong ni roha i tung na gogo do, songon gogo ni hamatean tahe (Kidung Agung 8: 6). Sanga ro/tubu holong i ndada adong na boi mangambatisa. 

Adong do muse keunikan ni pamasumasuon di masa New Normal di huria on. Palima hamu ma natarpasupasu anak ni huria on, jala sude marhadomuaon to boru tuan di bagarna. Naparjolo ma i boru Panjaitan na nialap ni Tobing sian huta lumban sampur, dungi tubu ni boru siagian, tubu ni boru sianipar, boru Silitonga, sadarion boru Panjaitan. Jala ahu pe songon pandita na mamasumasu mangalap boru Panjaitan. Natape pamasumasuon boi do persiaphon alai ise ma naboi padomu lima pengantin on na marhadomuan tu tuan di bagarna? ima misteri i!

Secara umum, adong muse do keunikan ni status suami istri ditonga ni keluarga ni halak Kristen. Aut sura tabahen rupani status suami istri i songon sada jabatan, maka jabatan suami istri dang marperiode, dang masa cuti, jala ingkon manongtong rap sahat tu disirang hamatean. Ragam do jabatan na marperiode, isarana Bupati, Padita, dlan. Di masana ingkon sahat do tu serah terima jabatan, baik alani na periode na habis, manang ala ni na mutasi, . Alai anggo jabatan/status suami istri dang masa serah terima, mutasi. Ido nang beda ni relasi ni suami isteri sian na pacaran. Molo pacaran boi do marperiode, serang terima dohot mutasi. Ido alana masa putus sambung ake! Asing ni i dang masa rupani cuti nagabe suami manang na istri. Ai dang hea cuti sada ina dungi mulak jo satongkin gabe anak boru, dlan. Pernikahan i ima relasi na mardalan 24 jom sadari naso boi mansohot manang malua. Itu sebabnya, pernikahan harus diikat dengan cinta kasih dan kesetiaan!

Dalam rumah tangga, mengasihi itu bukan hanya anjuran, tetapi sebuah perintah dari Allah. Sebuah perintah tentu memiliki konsekuensi jika dilakukan dan tidak dilakukan. Dalam kitab Amsal 3:3 disebut Janganlah kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu! itu ebrarti kasih dan setia itu, mengakar dalam tertanam dalam hati sekaligus dapat dilihat dalam tindakan/ AKSI. Sebab cinta kasih tidak hanya di mulut tetapi dalam tindakan dan kebenaran (1 Yoh 3:18). Kasih dan setia menjadi perhiasan hidup keluarga. Selanjutnya, perintah Allah untuk saling mengasihi dalam teks pernikahan hari ini adalah dengan cara meneladani cara dan tujuan Kristus mengasihi kita. Teks hari ini berbunyi: Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Ini adalah perintah Yesus bagi para murid semasa hidupNya. Yesus menginginkan umat perccaya mengikuti pola Dia mengasihi Dunia yakni dengan memberi diri sepenuhnya demi kekudusan dan keselamatan manusia. Dengan kata lain, kasih senantiasa membawa obyek yang dikasihi pada keselamatan, kesejahteraan, kekudusan dan terhindar dari dosa.

Saudara pengantin yang dikasihi Tuhan,

Jeremy Schwart pernah berujar bijak :" Hiduplah setiap hari seolah olah itu hari terakhirmu...Sebab, suatu hari, hari itu sungguh sungguh menjadi hari terakhirmu". Dalam konteks pernikahan ini kita bisa mengubahnya demikian: "Cintailah kekasihmu (suami atau istrimu) setiap hari seolaholah itulah hari terkahir kalian..Sebab, suatu hari, hari itu sunguhsunguh menjadi hari terakhir kalian." Itu artinya, saudara berdua harus hidup sebaik mungkin bukan lagi untuk dirimu sendiri tetapi untuk istri dan keluargamu.

Dengan demikian, mulai dari hari pernikahan ini dan hari hari berikut yang akan saudara berdua jalani harus dilihat sebagai hari CINTA yaitu CINTA KASIH TUHAN. Hari ini dan hari berikutnya menjadi sangat berharga untuk dinikmati dan dihayati bersama dan berusaha untuk membuat gerak hidupmu menjadi HADIAH (Present) yang HADIR (Presence) sepenuhnya bagi pasanganmu masa kini (Present). Sebaliknya, KEHADIRANMU dalam hidup pasanganmu adalah HADIAH bukan MALAPETAKA. Kehadiran Budiman dalam kehidupan Ayu dan sebaliknya adalah hadiah yang indah bukan menjadi malapetaka, sumber kekacauan.

Bagaimana supaya itu terjadi? pertamatama haruslah dihayati dan ditunjukkan oleh saudara beruda bahwa keputusan menikah kiranya bukan karena tekanan keluarga atau karena usia yang sudah lanjut, bukan pula hanya pelarian dari masa lalu, dll akan tetapi karena doa yang bersumber dari keyakinan kepada Tuhan. Sebab sebagaimana dikatakan oleh  Soren Kiergegard "seseorang yang memiliki cinta di dalam dirinya harus memahami bahwa cinta datangnya dari Tuhan dan Tuhan sendiri yang menempatkan cinta dalam hati seseorang. Itu sebabnya pernikahan senantiasa memutuhkan tiga pihak yakni Budiman, Ayu dan TUHAN (DIALOGUE).

Dalam Konseling pranikah kita juga telah membahas bahwa hubungan suami istri digambaran sebagai hubungan Kristus dengan jemaat. Dimana suami adalah gambaran Kristus dan Istri gambaran Jemaat. Dalam hal ini, tidaklah mungkin sebuah keluarga orang percaya jauh dari Tuhan dan persekutuan di gereja. Ingatlah ungkapan George W. Wasinton It's imposible to righly govern the world without God and Bible.

Saling mengasihi seperti Kristus mengasihi Jemaat dan saling menghormati sebagaimana jemaat menghormati Kristus. itulah sebabnya kita perlu mengingat ungkapan Faven Weaver demikian: Pernikahan terbaik adalah pernikahan yang dibangun dengan perasaan saling menghormati, saling membantu, dan perasaan saling mencintai yang tidak pernah habis". Cinta yang tidak pernah habis dan yang kekal melewati batas waktu adalah cinta yang bersumber dari Tuhan dan mencintai seperti Kristus mencintai. Cinta dalam hal ini, seperti yang dikatakan oleh Bunda Theresa adalah buah tanpa musim. Cinta seumpama bintang yang makin bersinar ditengah kegelapan. Dengan demikian, persoalan kehidupan se kelam apapun tidak akan meredupkan cinta sejati. Demikianlah kita menjadi hadiah yang indah bagi pasangan karena tetap bersinat disaat hidup berada dalam kekelaman. Bukanlah lilin kecil menjadi hadiah yang indah disaat kondisi gelap?

Saudara berdua yang dikasihi Tuhan, Menjadi HADIAH bagi pasangan berarti menjadi saluran berkat. Kita mungkin bisa belajar dari bambu. Bambu bisa dimanfaatkan sebagai perabot rumahtangga, diolah menjadi pakaian, bahan bangunan, bahan makanan. Bambu bisa diolah menjadi bahan sandang, pangan dan papapn. Di desa bambu bisa dibisa menjadi paralon atau saluran air baik untuk bak mandi, kolam ikan, sawah. bambu awalnya berdiri tegak, kemudian dipotong, dibersihkan dibelah dan diolah sedemikan rupa agar bisa dimanfaatkan. Singkatnya untuk bisa menjadi saluran air, bambu harus mengalami proses yang menyakitkan, ditebang, dibelah, dibersihkan, dilobangi. Demikianlah, hidup pasangan suami istri, agar bisa menjadi saluran rahmat Allah dan menjadi hadiah bagi pasangannya, memang harus dibentuk melalui proses yang panjang dan kadang menyakitkan.  Demikianlah juga kasih Kristus yang menebus kita. Ia mencintai kita dengan menjalani proses yang sangat menyakitkan bahkan mengorbankan nyawanya. Dalam teks pernikahan hari ini Tuhan memerintahkan agar saudara berdua saling mengasihi sebagaimana Kristus mengasihi kamu. Kasih Kristus adalah wujud kepedulian dan pengorbanan. Memang dalam rumah tangga dibutuhkan kepedulian meski kepedulian menuntuk pengorbanan besar. Sebaliknya ketidakpedulian akan memunculkan kerugian besar.

Sebagiaman bambu, dalam dirinya sendiri, ia tidak akan bisa begitu saja menjadi saluran kehidupan bagi manusia, manusia pun dalam dirinya tidak akan menjadi saluran rahmat kasih Allah, jika tanpa prakarsa dan campur tangan Tuhan.

Menjalani rumah tangga yang akan dibentuk hari ini kirnnya saudara berdua mengikatnya dalam SALIB Kristus  yang dalam bahasa Inggris disebut CROSS: Commit; Respect; Obidience, Silent, support (Fire Proof: Dont leave your partner behind). Khalil Gibran dalam buku Sang Nabi mengatakan bahwa: Sebab kasih itu memahkotaimu sekaligus menyalibkanmu. Ia membuatmu tumbuh sekaligus memangkasmu.

Akhirnya, sangatlah penting menyakini dan mengawali rumah tangga ini dengan pengakuan bahwa Tuhanlah yang membangun rumah tangga ini dan dengan permohonan kiranya Tuhanlah yang selanjutnya akan memiminpin rumah tangga ini. Jika demikian, keluarga baru ini akan menjadi keluarga yang dekat dengan Tuhan, gereja, dan sesama. Ingatlah Ingatlah Bersama Tuhan anda bahagia meski tidak memiliki apa apa, sebagaliknya anda memiliki segala sesuatu tanpa Tuhan anda akan susah. Akhirnya saya ingin menyampaikan kepada saudara berdua selamat menikmati kebaikan Tuhan dalam rumah tanggamu dan selamat menemukan percikan percikan Tuhan dalam diri pasangan masing masing. Amen.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar