Jumat, 15 Mei 2020

Apa yang ada padamu?


Apa yang ada padamu?
Markus 6: 38
Di tengah krisis yang disebabkan oleh Covid-19 ini, pemerintah melakukan refocusing dan realokasi anggaran. Pemerintah pusat melakukan refocusing APBN sekaligus meminta daerah hingga desa untuk melakukan hal yang sama. Daerah diminta tidak hanya bergantung pada pemerintah pusat. Refocusing anggaran saya pahami sebagai upaya untuk mengalihkan anggaran yang sudah tersusun sebelumnya untuk penanganan Covid-19. Beberapa program yang sudah terencana tentu harus ditunda dan dananya dialihkan ke penanganan Covid-19. Langkah ini, dari sudut pandang saya, adalah upaya memanfaatkan dan memaksimalkan apa yang kita miliki untuk menghadapi dan menyelesaikan kesulitan yang ditumbulkan Covid-19 yang kita hadapi. Semua pihak diminta memaksimalkan apa yang ada. Memaksimalkan aset yang ada. 
Pemanfaatan aset dalam menghadapi masalah dan mengembangkan sebuah komunitas dalam dunia sosial dikenal dengan metode pendekatan dan pastoral ABCD (Asset Based Comuunity Development). Pengembangan komunitas berdasar pada aset. Pengembangan sebuah komunitas dengan segala persoalan sosial yang dihadapinya disentuh baik aspek internal maupun eksternalnya. Pendekatan ini sangat menghargai pemanfaatan aset yang ada dari semua pihak. Pendekatan ini, menolong komunitas yang menghadapi masalah untuk pertama-tama memaksimalkan apa yang ada pada mereka, meski tidak menabukan kerjasama dengan pihak lain.  
Berbicara tentang menghargai dan memanfaatkan aset yang ada saya mengajak anda untuk merenungkan Firman Tuhan Markus 6: 38 : "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah Periksa! Sesudah memeriksa mereka berkata: "lima roti dan dua ikan". Teks ini adalah bagian dari kisah Yesus memberi makan lima ribu orang. Lanjutan dari REMA hari Selasa yang lalu. Dikisahkan setelah Yesus mengatakan kepada para murid agar memberi makan orang banyak, para murid bertanya haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan? Menjawab itu, Yesus bertanya berapa roti yang ada pada mereka. Fokus pertama Yesus menyelesaikan kesulitan itu ialah dengan memanfaatkan apa yang ada pada mereka. Bukan seperti Murid yang langsung ingin mecari dari luar komunitas itu.
Dalam hal ini, kita bisa melihat Yesus mengajarkan pendekatan ABCD. Yesus amat menghargai aset yang dimiliki murid dan orang yang dilayani-Nya. Bagi Yesus, apa yang ada pada mereka harus dikembangkan dan dimanfaatkan bukan untuk disembunyikan. Dengan metode ini, Yesus mengarahkan para murid dan orang banyak itu pada keterbukaan hati. Orang yang terbuka hatinya pasti mau menunjukkan apa yang dia miliki. Orang yang tertutup pasti akan menyembunyikan apa yang dia peroleh.
Setelah para murid memeriksa rupanya ada lima roti dan dua ikan. Secara matematis, jumlah yang ada itu tidak akan cukup bagi orang banyak. Akan tetapi, di tangan Yesus, dengan mengucap syukur dan memberkati-Nya, apa yang sedikit itu menjadi banyak. Mujizat terjadi, semua orang dapat makanan dan bahkan berlebih. Pemberi dan penerima sama-sama diberkati menjadi kenyang dan bahkan ada sisa. Berkat Allah tidak pernah habis bila disadari dan disyukuri sebagai pemberian. Dari kisah ini kita belajar bahwa sekecil apapun yang miliki dan serahkan kepada Tuhan, semuanya akan menjadi terberkati.
Di tengah kondisi sulit yang kita hadapi karena Covid-19 tentu kita perlu belajar dari cara Yesus menyeselaikan masalah. Mari pertama-tama mengembangkan dan memanfaatkan apa yang kita miliki. Majelis Gereja kita telah melakukan refocusing anggaran dengan mengalihkan beberapa anggaran program yang tidak dapat terlaksana dan program yang dapat ditunda untuk penanganan Covid-19 di aras jemaat. Itu sebabnya kita bisa membagi sembako dan masker. Selain dari kas jemaat, dalam konteks gereja, aset yang kita miliki adalah para pelayan, warga jemaat dan apa yang kita miliki. Di tengah kondisi sulit ini, tidak baik hanya dan langsung bergantung pada pihak luar Jemaat seperti pemerintah, donatur, meski itu tidak dilarang. Tetapi, meneladani Yesus mari memulai dari apa yang kita miliki. Mengumpulkan, memanfaatkan dan mengembangkan apa yang ada pada kita. Memanfaatkan 'Roti' yang kita miliki. "Roti" dalam konteks kita saat ini tentu bukan lagi hanya soal makanan. Roti itu bisa bermakna kekayaan, uang, fasilitas, kemampuan, ide-ide, keterampilan, kecapakan dalam bidang tertentu, kuasa, kehidupan, makanan, dll.
Jemaat ini terdiri dari 268 KK, sudah termasuk para pelayan, beserta semua yang di miliki. Tentu sama seperti kisah di atas tidak semua memiliki "roti", bahkan mungkin lebih banyak yang kekurangan. Untuk itulah, kita perlu mendengar undangan Yesus untuk beralih dari ketertutupan menjadi sikap terbuka mau berbagi "roti". Dengan pertanyaan berapa roti yang ada padamu, Yesus mengajar kita untuk membuka hati mengakui apa yang ada pada kita serta memiliki rasa syukur atas berkat yang kita terima, yaitu dengan menghitung apa yang ada pada kita dan kemudian tergerak untuk berbagi apa yang kita miliki dengan orang lain. Ingatlah, sekecil dan sesedikit apapun yang bisa kita beri dari yang kita punya bisa berdampak besar di tangan Tuhan. Melaluinya, dalam persekutuan jemaat akan muncul mujizat berupa letupan-letupan sukacita bersama. persekutuan makin solid karena ditopang oleh orang-orang yang tetap merasa aman dalam berbagi, aman untuk menerima, dan aman berada disamping yang lain.
Akhirnya, berapa "roti" yang ada padamu hari ini? adakah "roti" yang anda serahkan kepada Tuhan untuk dibagikan bagi sesamamu hari ini? atau sebaliknya adakah "roti" yang anda terima hari ini? Ingatlah, Tuhan memang sanggup melakukan segalanya, namun Ia menghargai segala talenta, kemampuan, kebolehan apa yang dimiliki oleh umat yang percaya, termasuk saya dan anda. Ingat pula, pengalaman orang beriman membuktikan bahwa orang yang bersedia berbagi dalam iman kepada Allah tidak pernah kekurangan dalam hidupnya. Selamat bersyukur, selamat menghitung roti yang ada padamu, selamat berbagi dan menerima "roti" serta selamat menikmati mujizat  dan karya besar Allah melalui hidup dan sukacita bersama.
Selamat malam selamat beristirahat Tuhan memberkati kita kini dan di sini. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar