Rabu, 20 Mei 2020

PULANG KAMPUNG


PULANG KAMPUNG
RUT 1: 19-22
Dalam perbincangan tentang mudik dan pulang kampung, rasanya tidak adil kalau hanya merenungkan kata mudik dari sudut pengalaman spiritual kita. Oleh karena itu, malam ini kita akan merenungkan "pulang kampung". Pulang kampung dimaknai sebagai proses kembali dan menetap di tempat asal setelah tidak bisa bertahan diperantauan. Sedikit berbeda dengan Mudik yang meski sama-sama kembali ke tempat asal tetapi dilakukan hanya untuk sementara bukan menetap dan pada masa tertentu. Pulang kampung bisa dilakukan kapan saja karena memang rumahnya di kampung bukan diperantauan. Harus diakui bahwa Covid-19 memaksa banyak orang untuk memilih pulang kampung untuk bisa bertahan dan mengisi kekosongan hidup. Meninggalkan kota karena tekanan ekonomi dan ketidakpastian. Kampung atau tempat asal dilihat lebih bisa memberi kepastian meski akan dijalani dengan kesulitan juga. Setidaknya, di kampung ada beberapa pihak kerabat yang bisa menolong dan ada tanah serta hasil bumi yang bisa diolah.
Berbicara tentang Pulang Kampung, saya mengajak kita untuk merenungkan firman Tuhan dari kitab Rut 1: 19-21a : " dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka. Dan perempuan- perempuan berkata" "Naomikah itu?" Tetapi ia berkata kepada mereka: "janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab yag Mahakuasa telah melakuan banyak yang pahit kepadaku. Dengan tangan penuh aku pergi, tetapi dengan tangan kosong TUHAN memulangkan aku". Teks ini adalah sepenggal kisah kehidupan Naomi. Dikisahkan, Naomi bersama suami dan kedua anaknya, karena masa kelaparan di Israel, meninggalkan Betlehem menuju tanah Moab dan menetap di sana. Keputusan yang aneh sebagai orang Israel, mereka meninggalkan tanah perjanjian, melepaskan diri dari persekutuan umat Allah, mengembara jauh dari Allah. Meningalkan Betlehem secara spiritual bermakna meninggalkan Allah untuk beribadah kepada dewa orang Moab. Meninggalkan Betlehem berati juga keluar dari "Rumah roti kehidupan" untuk mendapatkan roti di negeri asing. Sungguh sebuah keputusan yang menunjukkan kemunduran iman.
 Di Moab, Naomi mengalami kepahitan bertubi-tubi. Suami dan kedua anaknya meninggal dunia. Karena tidak memiliki apa-apa serta tidak sanggunup menaggung kebutuhan hidup sendiri, Naomi berkemas untuk kembali pulang ke Betlehem. Naomi ditemani menantunya Rut yang tetap setia mengikutinya dalam air mata kepedihan sampai ke Betlehem. Di Betlehem gemparlah kota karena kepulangan Naomi. Mungkin karena sudah lama atau karena tekanan hidup membuat kondisi fisik Naomi berubah orang banyak tidak mengenali dia. Para perempuan antara bertanya atau membenarkan dan dalam nada yang empati atau ejekan bertanya: "Naomikah Itu?" Tetapi Naomi tidak mau disebut Naomi yang sesunguhnya berarti "manis, indah dan menyenangkan", dan memilih dipanggil Mara yang berarti "pahit" karena semua kepahitan yang ia alami di perantauan, tanah Moab.
Ia menyebut bahwa mereka berangkat dengan tangan penuh, tetapi pulang dengan tangan kosong. Ia berangkat dengan suami dan kedua anaknya tetapi pulang tanpa mereka. Ungkapan pergi dengan tangan penuh menujukkan kesan bahwa mereka meninggalkan Betlehem bukan karena sudah tidak makan, tetapi karena kekuatiran bahwa dimasa kelaparan itu mereka akan kekurangan. Mereka tidak merasa cukup dengan yang ada, dan yang paling penting tidak menyakini pertolongan Tuhan. Mereka ingin menyelesaikan persoalan tanpa Tuhan. Hasilnya, kegagalan. Semua yang ada pada Naomi diambil. Ia pulang dengan tangan kosong! Ia gagal di Moab dan kini Naomi sadar bahwa jauh dari Allah dan persekutuan umat di Betlehem di tengah masa krisis justru mendatangkan kepahitan.
Itu sebabnya, Ia memilih pulang kampung baik secara fisik maupun spiritual. Pulang kehadirat Tuhan dan persekutuan umat percaya. Ia yang pergi tanpa dipaksa tetapi pulang karena paksaan. Ia pulang kampung untuk kembali menikmati persektutan dengan Tuhan  dan umat percaya di Betlehem. Ia pulang untuk diisi kembali oleh Tuhan secara penuh. Kepenuhan itu diterimanya kemudian dengan kehadiran Boas dalam keluarganya. Kekosongan hidupnya diisi kembali dengan hadirnya anak yang dilahirkan oleh Rut dipangkuannya. Meski dia menyebut dirinya Mara tetapi sepanjang kitab Rut tidak pernah ia dipanggil Mara tetapi  Naomi. Kehidupan yang manis bersama Tuhan.
Dalam masa dulit yang kita hadapi saat ini, secara spiritual, kita bisa seperti Naomi dan suaminya, tergoda untuk meninggalkan Allah dan persekutuan orang percaya. Karena kekuatiran, desakan hidup mungkin saja kita berpikir untuk menjauh dari Tuhan dan ingin menyelesaikan persoalan ini sendiri. Tidak mau beribadah di rumah, bertindak diluar kehendak Allah, tidak percaya dan tidak sabar menunggu pertolongan Tuhan. Akan tetapi, belajar dari kisah Naomi, janganlah kiranya kesulitan hidup karena Covid-19 ini membawa kita jauh dari Tuhan dan persekutuan umat percaya. Jangan mencari kepahitan dan kekosongan hidup di luar Tuhan. Bersama Tuhan dalam masa sulit jauh lebih indah dari pada melarikan diri dari Tuhan Dalam persekutuan di "Betlehem", sang Roti Hidup yakni Yesus akan mengisi kekosongan hidup dan memulihkan segala kepahitan kita meski kita sedang menghadapi kesulitan.
Akhirnya, ditengah keadaan sulit karena Covid-19 ini dimanakah anda saat ini? apakah menetap di "Betlehem" dalam persekutuan dengan Tuhan dan umat percaya atau di "Moab" jauh dari Tuhan dan persekutuan orang percaya? Jika sudah sempat meninggalkan "Betlehem" menjauh dari Tuhan dan persekutuan Jemaat dan pergi ke "Moab" untuk mencari "roti" disitu, kini saatnya pulang kampung dan tinggal menetap di Betlehem dalam persekutan dengan Tuhan dan sesama. Semalam kita merenungkan untuk menata ulang relasi kita dengan Tuhan dalam masa mudik, malam ini pastikan ada menetap dalam relasi yang baik dengan TUHAN. Yakinlah,  bersama Tuhan kesulitan dan kepahitan yang kita alami kini akan kita lewati. Bersama Tuhan hidup tetap terasa manis meski kondisi sedang pahit. Bersama Tuhan hidup tenang meski gelombang sedang menerpa. Selamat pulang kampung bersekutu kembali dengan Tuhan dan umat percaya.
Selamat malam selamat beristirahat dan Tuhan memberkati kita kini dan disini. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar