Kamis, 14 Mei 2020

Melibatkan diri


Melibatkan diri
Markus 6: 35-37a
Adakah sektor kehidupan yang tidak mengalami kesulitan tatkala Covid-19 mewabah? demikinalah pertanyaan dua orang sahabat dalam perbincangan sore itu. Pertanyaan itu bisa saja sebagai upaya menghibur diri karena rupanya tidak hanya mereka yang berada dalam kesulitan saat ini. Ya, memang tak bisa dipungkiri bahwa semua lapisan masyarakat disetiap sektor kehidupan mengalami dampak dari Covid-19 ini. Di tengah kesulitan yang dirasakan semua pihak ini, ada beberapa hal yang mungkin dilakukan oleh masyarakat yakni: (1) bercakap-cakap tentang kesulitan itu sambil menggerutu meratapi nasib dan menghujat ke sana ke mari; (2) Melempar tanggungjawab, cuci tangan dan lari dari kesulitan; (3) Menjadi bagian dari masalah dengan perilaku yang tidak tepat (4) Melibatkan diri dalam upaya mencari solusi dan penyelesaian kesulitan. Menjadi bagian dari solusi masalah dan bukan bagian dari masalah.
Berbicara tentang melibatkan diri dalam penyelesaian kesulitan, saya mengajak kita untuk merenungkan kembali Firman Tuhan dari Markus 6: 35-37a: "pada waktu hari sudah malam datanglah murid murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung sekitar ini". Tetapi jawab-Nya: "kamu harus memberi mereka makan". Teks ini adalah penggalan kisah Yesus memberi makan lima ribu orang. Dikisahkan setelah mendarat di suatu tempat Yesus melihat sejumlah besar orang banyak dan tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan dan mulai mengajar mereka. Saat itu hari sudah malam dan kondisi sepi. Tidak ada penjual makanan padahal mereka semua lapar. Mereka berada dalam kesulitan.
Melihat kondisi itu, perspektif murid berbeda dari perspektif  Yesus. Para murid menganjurkan agar orang banyak yang lapar itu disuruh saja pergi untuk mencari makanan sendiri di desa- desa sekitar. Para murid belum melakukan apa-apa sudah mau lepas tangan dan menyerah. Mereka kalah sebelum bertanding. Tetapi Yesus menyebut para murid harus memberi mereka makan! Ketika para murid ingin lari dari kesulitan itu dengan melimpahkan tanggungjawab pada orang banyak, Yesus malah memberi mereka tanggungjawab untuk ambil bagian dalam penanganan situasi sulit itu. Sesungguhnya, Yesus mampu mengatasi masalah itu sendiri, tetapi Ia tidak mau bekerja seorang diri saja. Ia memberdayakan dan mengahargai kehadiran para murid. Yesus bukan tipikal pemimpin one man show. Yesus mengajak murid-Nya berproses dalam bekerja dan melakukan pelayanan bersama-sama dengan orang lain.
Para murid di ajar Yesus untuk tidak melepaskan beban dari diri sendiri dan menyingkir dari sebuah permasalahan. Ia tidak ingin mereka hanya mau menikmati zona aman saja dan tidak mau repot. Sebaliknya, murid Yesus harus melibatkan diri dalam pergumulan mewujudkan kerajaan Allah. Itu artinya bersedia berkorban untuk mereka yang membutuhkan pertolongan. Melibatkan diri dalam penanganan kesulitan itu, pada akhirnya membuat para murid mengalami sukacita besar. Diakhir kisah itu semua orang beroleh makanan dan bahkan ada yang tersisa. Para murid menjadi bagian dari karya besar Allah yang melahirkan sukacita besar.
Ungkapan Kamu harus memberi mereka makan adalah sekaligus ungkapan iman yang menyatakan bahwa Tuhan Allah akan melipatgandakan apa yang ada dan dimiliki para murid. Tidak perlu kuatir dan menyerah sebelum melakukan apa yang bisa dilakukan. Menjadi murid Yesus berarti siap menjadi manusia yang solider, yang peduli akan kesulitan orang lain, yang tidak menghindar dari pelayanan yang dibutuhkan orang lain. Para murid diajar Yesus untuk mengarahkan diri kepada orang lain tidak lagi hanya untuk diri sendiri
Dalam kondisi sulit karena Covid-19 ini, kita bisa belajar dari apa yang dilakukan oleh Yesus tersebut. Sebagai pengikut dan murid Yesus, kita diinginkan untuk turut ambil bagian dalam penanganan kesulitan yang terjadi. Dia yang memberdayakan para murid, mengajar kita untuk mau diberdayakan dan juga memberdayakan orang lain untuk turut serta bersama-sama berkarya di tengah kondisi sulit yang kita hadapi. Tidak ada one man show dalam kesulitan ini. Memberdayakan sesama tentu bukan untuk memperdayai sesama dan ambil untung di tengah kesulitan orang lain. Menjadi mafia yang memanipulasi data dan mengeksploitasi kemiskinan. Malah sebaliknya proses pemberdayaan adalah proses pengorbanan dan solidaritas.
Dalam kondisi sulit ini, sebagai murid dan pengikut Yesus, hendaknya kita menunjukkan ketangguhan dan komitmen, tidak gampang menyerah dan putus asa sebelum melakukan apa yang bisa kita lakukan. Menunjukkan optimisme dan tidak lari dari kesulitan, tidak cari aman, dan melempar tanggungjawab hanya kepada pemerintah dan orang orang terdampak Covid-19 itu sendiri. Peperangan melawan Covid-19 adalah peperangan dan tanggungjawab bersama. Oleh karena itu, hindari sikap cari aman dan nyaman sendiri, tidak mau repot dan direpotkan. Sebaliknya mari melibatkan diri dengan apa yang bisa kita lakukan. Jangan karena kita masih kenyang, tabungan aman, pemasukan masih ada, hidup di zona hijau membuat kita beranggapan bahwa Covid-19  bukan bagian dari masalah kita. Rasa aman dan kenyang kita di tengah begitu banyak tidak aman dan tidak makan harusnya kita dipergunakan untuk memberi mereka makan. Rasa aman yang kita miliki menuntut tanggungjawab untuk membuat orang lain juga merasa aman dan dapat makan.
Akhirnya, sudahkah anda menjadi murid Yesus yang diberdayakan dan memberdayakan hari ini? sudahkah anda melibatkan diri dalam penanganan kesulitan yang kita hadapi? Dalam rasa aman dan nyamanmu tidak baik hanya jadi penonton melihat mereka yang kesulitan. Yesus mau anda dan saya melibatkan diri pada penanganan kesulitan ini meski hanya dengan hal-hal kecil yang bisa kita lakukan dan beri. Yakinlah dengan melibatkan diri dalam penanganan kesulitan ini, kita menjadi bagian dari karya besar Allah yang mendatangkan sukacita besar. Bagi yang kekurangan makanan lakukanlah apa yang bisa anda lakukan sembari mengimani dan menyakini bahwa Tuhan memperhatikanmu dan akan menyediakan makanan untukmu. Mari beriman dan berkarya dalam kehidupan nyata. Selamat melibatkan diri dan selamat bersukacita dalam Tuhan dan hidup bersama.
Selamat malam, selamat beristirahat, Tuhan memberkati kita kini dan di sini. Amin.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar