Melibatkan diri
Markus 6: 35-37a
Adakah
sektor kehidupan yang tidak mengalami kesulitan tatkala Covid-19 mewabah?
demikinalah pertanyaan dua orang sahabat dalam perbincangan sore itu. Pertanyaan
itu bisa saja sebagai upaya menghibur diri karena rupanya tidak hanya mereka
yang berada dalam kesulitan saat ini. Ya, memang tak bisa dipungkiri bahwa
semua lapisan masyarakat disetiap sektor kehidupan mengalami dampak dari
Covid-19 ini. Di tengah kesulitan yang dirasakan semua pihak ini, ada beberapa
hal yang mungkin dilakukan oleh masyarakat yakni: (1) bercakap-cakap tentang
kesulitan itu sambil menggerutu meratapi nasib dan menghujat ke sana ke mari;
(2) Melempar tanggungjawab, cuci tangan dan lari dari kesulitan; (3) Menjadi
bagian dari masalah dengan perilaku yang tidak tepat (4) Melibatkan diri dalam
upaya mencari solusi dan penyelesaian kesulitan. Menjadi bagian dari solusi
masalah dan bukan bagian dari masalah.
Berbicara
tentang melibatkan diri dalam penyelesaian kesulitan, saya mengajak kita untuk
merenungkan kembali Firman Tuhan dari Markus 6: 35-37a: "pada waktu hari sudah malam datanglah murid murid-Nya kepada-Nya
dan berkata: "tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka
pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung
sekitar ini". Tetapi jawab-Nya: "kamu harus memberi mereka
makan". Teks ini adalah penggalan kisah Yesus memberi makan lima ribu
orang. Dikisahkan setelah mendarat di suatu tempat Yesus melihat sejumlah besar
orang banyak dan tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan dan mulai mengajar
mereka. Saat itu hari sudah malam dan kondisi sepi. Tidak ada penjual makanan
padahal mereka semua lapar. Mereka berada dalam kesulitan.
Melihat
kondisi itu, perspektif murid berbeda dari perspektif Yesus. Para murid menganjurkan agar orang
banyak yang lapar itu disuruh saja pergi untuk mencari makanan sendiri di desa-
desa sekitar. Para murid belum melakukan apa-apa sudah mau lepas tangan dan
menyerah. Mereka kalah sebelum bertanding. Tetapi Yesus menyebut para murid
harus memberi mereka makan! Ketika para murid ingin lari dari kesulitan itu
dengan melimpahkan tanggungjawab pada orang banyak, Yesus malah memberi mereka
tanggungjawab untuk ambil bagian dalam penanganan situasi sulit itu.
Sesungguhnya, Yesus mampu mengatasi masalah itu sendiri, tetapi Ia tidak mau
bekerja seorang diri saja. Ia memberdayakan dan mengahargai kehadiran para
murid. Yesus bukan tipikal pemimpin one
man show. Yesus mengajak murid-Nya berproses dalam bekerja dan melakukan
pelayanan bersama-sama dengan orang lain.
Para murid
di ajar Yesus untuk tidak melepaskan beban dari diri sendiri dan menyingkir
dari sebuah permasalahan. Ia tidak ingin mereka hanya mau menikmati zona aman
saja dan tidak mau repot. Sebaliknya, murid Yesus harus melibatkan diri dalam
pergumulan mewujudkan kerajaan Allah. Itu artinya bersedia berkorban untuk
mereka yang membutuhkan pertolongan. Melibatkan diri dalam penanganan kesulitan
itu, pada akhirnya membuat para murid mengalami sukacita besar. Diakhir kisah
itu semua orang beroleh makanan dan bahkan ada yang tersisa. Para murid menjadi
bagian dari karya besar Allah yang melahirkan sukacita besar.
Ungkapan Kamu harus memberi mereka makan adalah
sekaligus ungkapan iman yang menyatakan bahwa Tuhan Allah akan melipatgandakan
apa yang ada dan dimiliki para murid. Tidak perlu kuatir dan menyerah sebelum
melakukan apa yang bisa dilakukan. Menjadi murid Yesus berarti siap menjadi
manusia yang solider, yang peduli akan kesulitan orang lain, yang tidak
menghindar dari pelayanan yang dibutuhkan orang lain. Para murid diajar Yesus
untuk mengarahkan diri kepada orang lain tidak lagi hanya untuk diri sendiri
Dalam
kondisi sulit karena Covid-19 ini, kita bisa belajar dari apa yang dilakukan
oleh Yesus tersebut. Sebagai pengikut dan murid Yesus, kita diinginkan untuk
turut ambil bagian dalam penanganan kesulitan yang terjadi. Dia yang memberdayakan
para murid, mengajar kita untuk mau diberdayakan dan juga memberdayakan orang
lain untuk turut serta bersama-sama berkarya di tengah kondisi sulit yang kita
hadapi. Tidak ada one man show dalam
kesulitan ini. Memberdayakan sesama tentu bukan untuk memperdayai sesama dan ambil
untung di tengah kesulitan orang lain. Menjadi mafia yang memanipulasi data dan
mengeksploitasi kemiskinan. Malah sebaliknya proses pemberdayaan adalah proses
pengorbanan dan solidaritas.
Dalam
kondisi sulit ini, sebagai murid dan pengikut Yesus, hendaknya kita menunjukkan
ketangguhan dan komitmen, tidak gampang menyerah dan putus asa sebelum
melakukan apa yang bisa kita lakukan. Menunjukkan optimisme dan tidak lari dari
kesulitan, tidak cari aman, dan melempar tanggungjawab hanya kepada pemerintah
dan orang orang terdampak Covid-19 itu sendiri. Peperangan melawan Covid-19 adalah
peperangan dan tanggungjawab bersama. Oleh karena itu, hindari sikap cari aman
dan nyaman sendiri, tidak mau repot dan direpotkan. Sebaliknya mari melibatkan
diri dengan apa yang bisa kita lakukan. Jangan karena kita masih kenyang,
tabungan aman, pemasukan masih ada, hidup di zona hijau membuat kita
beranggapan bahwa Covid-19 bukan bagian
dari masalah kita. Rasa aman dan kenyang kita di tengah begitu banyak tidak
aman dan tidak makan harusnya kita dipergunakan untuk memberi mereka makan. Rasa aman yang kita miliki menuntut
tanggungjawab untuk membuat orang lain juga merasa aman dan dapat makan.
Akhirnya,
sudahkah anda menjadi murid Yesus yang diberdayakan dan memberdayakan hari ini?
sudahkah anda melibatkan diri dalam penanganan kesulitan yang kita hadapi? Dalam
rasa aman dan nyamanmu tidak baik hanya jadi penonton melihat mereka yang
kesulitan. Yesus mau anda dan saya melibatkan diri pada penanganan kesulitan
ini meski hanya dengan hal-hal kecil yang bisa kita lakukan dan beri. Yakinlah
dengan melibatkan diri dalam penanganan kesulitan ini, kita menjadi bagian dari
karya besar Allah yang mendatangkan sukacita besar. Bagi yang kekurangan
makanan lakukanlah apa yang bisa anda lakukan sembari mengimani dan menyakini
bahwa Tuhan memperhatikanmu dan akan menyediakan makanan untukmu. Mari beriman
dan berkarya dalam kehidupan nyata. Selamat melibatkan diri dan selamat
bersukacita dalam Tuhan dan hidup bersama.
Selamat
malam, selamat beristirahat, Tuhan memberkati kita kini dan di sini. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar