Dua belas jam satu hari
Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam
dalam satu hari? siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk,
karena ia melihat terang dunia ini (Yohanes 11:9)
Syalom dan selamat
malam Bapak/Ibu/Saudara/i yang dikasihi Tuhan dimanapun anda berada.
Saat ini,
tidak ada yang bisa memungkiri, kita berada dalam situasi sulit. Situasi serta
terbatas dan dibatasi. Situasi yang membuat banyak hal berubah. Pola beribadah,
pola dan sistem pendidikan, pola kerja menjadi work from home, pola relasi, dll. Tetapi dari sekian banyak yang
berubah ada yang tidak berubah sama sekali, yaitu, waktu yang kita jalani.
Sesulit apapun kehidupan yang kita jalani hari masa kini, durasi waktu yang kita
jalani tetap sama. Dua belas jam satu hari, dua puluh empat jam satu hari satu
malam. Oleh karena itu, sesulit apapun situsi kita waktu yang ada harus tetap
dipergunakan dengan baik. Situsi sulit jangan menjadi alasan kita tidak
melakukan apa-apa, takut, dan malah berpangku tangan! Menghabiskan waktu tanpa
melakukan apa apa.
Merenungkan
pemakaian waktu dimasa sulit ini saya teringat pada Yesus yang bersabda " Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari?
siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat
terang dunia ini (Yohanes 11:9). Firman ini disampaikan Yesus kepada para
Murid yang merasa kuatir ketika Yesus
mengajak mereka kembali ke Galilea (Yoh. 11:7). Kekuatiran mereka tentu
punya dasar yakni pengalaman serta situasi sulit dan berbahaya yang pernah
mereka alami di Yudea. "Rabi, baru-baru ini orang orang Yahudi mencoba
melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana"? seru mereka. Situasi
sulit itu, membuat para murid merasa enggan untuk kembali ke Galilea dan
berkarya di sana. Mereka tidak ingat bahwa Yesus berkuasa atas segala-Nya. Termasuk
waktu dan setiap peristiwa. Yesus memang tidak mencari cari kesulitan tetapi
jika itu demi melaksanakan kehendak Bapa, kesulitan dan penderitaan pun akan
dilalui-Nya.
Dalam Firman
ini, Yesus mengingatkan dua hal pada para murid Yaitu: Pertama, Dalam situasi
sulit, waktu dalam satu hari tetap dua belas jam. Suatu hari tidak bisa
berakhir sebelum waktunya. Yesus melihat senantiasa ada kesempatan meski dalam
situasi sulit. Selama waktu masih ada maka berkarnyalah. Hanya ketika waktu
kita sudah habis di dunia ini baru berhenti berkarya. Di sini, Yesus mengajak
para murid mempergunakan waktu dengan baik, dan tidak jadi bengong, berpangku
tangan, mundur hanya ketika pernah mengalami yang tidak baik di masa lalu.
Bahkan jika saat inipun kita sedang menjalani masa sulit, itu bukan berarti
bagi kita harus membuang-buang waktu, berpangku tangan dan tidak melakukan
apapun. Waktu yang ada harus dipakai dengan semaksimal mungkin. Ada waktu cukup
dalam kehidupan, akan tetapi tidak pernah ada waktu untuk dibuang-buang
percuma.
Kedua, supaya tidak terantuk, berjalanlah
dalam terang. Tentu secara gamlang ini
berbicara realita bahwa tidak ada yang terantuk kalu berjalan saat terang. Akan
tetapi ini juga ungkapan simbolis. Berjalan
dalam siang berarti berjalan dalam terang yaitu di dalam Yesus bukan dalam
gelap bukan pula dalam kubur. Kristus yang telah mengalahkan gelapnya kubur
menyediakan terang hidup bagi kita. Marilah berjalan bersama-Nya dalam terang
meski dunia sedang berada dalam kegelapan karena virus Korona dan segala
dampaknya. Kiranya, tidak ada satu pun dari kita yang terantuk, tergelincir jatuh dalam nista dosa karena kita memilih
berjalan dalam kegelapan disituasi gelap yang kita hadapi.
Meneladani
Yesus, keadaan sulit yang kita hadapi kiranya tidak kita persulit dengan tidak
mempergunakan waktu dan peluang yang ada sebaik mungkin. Kesulitan, baik dalam
bentuk penolakan, kegagalan, keterbatasan, dll kiranya tidak membuat kita
berhenti untuk mencoba dan melakukan yang terbaik. Bersama Tuhan kita bisa
melewati kesulitan ini. Pergunakanlah waktu sebaik mungkin dalam dan untuk mewujudkan
kehendak Allah (1 Pet. 4: 2). Jam kehidupan berputar sekali, jadikan putaran
hidupmu jadi berkat bagi dirimu dan sesama. Ingat dan hidupilah lagu rohani hidup ini adalah kesempatan.
Bapak/Ibu/Sausadara/i
yang terkasih, meski kita sedang berada di rumah, apakah hari ini anda telah
mempergunakan waktu dengan baik? Bagi anak anak apakah anda mempergunakan waktu
ini untuk belajar? atau kita buang percuma? Disituasi yang sulit ini, disituasi
yang serba terbatas ini, kiranya kita
tetap kreatif mempergunakan waktu seefisien mungkin. Pergerakan kita terbatas,
tetapi waktu yang kita miliki tetap sama. Pergerakan kita terbatas tetapi perut
kita harus diisi. Berkaryalah dengan baik dan kreatif dalam terang Tuhan. Misalnya,
berdagang online dan dengan sistem antar adalah salah satu solusi yang bisa
kita ambil, menjahit baju tidak laku, berusahalah menjahit masker. Yang pasti
jangan ada waktu yang terbuang percuma.
Ingatlah, dalam
setiap kesulitan, pasti ada kebahagiaan yang menanti, karena roda terus
berputar. Bahkan dalam hujan lebat sekalipun, kita masih bisa tersenyum
sesudahnya karena pelangi akan hadir. Tadi pagi, Pnt. B Simanunllang dalam
renungan partumpolon mengatakan, ”Meski badai sedang datang tetapi ketika bisa
bertemu dengan kekasaih hati, hari itu tetap hari yang berbahagia".
Perjumpaan dengan yang dikasihi mengalahkan dinginnya hujan badai. Perjumpaan
dengan Tuhan jauh lebih lagi, mengalahkan kegelapan dan hujan badai. Di tengah
kondisi sulit ini, sembari terus menerus mempergunakan waktu dengan baik,
jangan lupa bertemu dengan Allah dalam setiap doa dan ibadah kita.
Selamat
malam selamat beristirahat. Tuhan memberkati kita kini dan di sini. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar