Jumat, 29 Mei 2020

Tenang di tengah badai



Tenang di tengah badai
Dari pada suara air yang besar, dari pada pecahan ombak laut yang hebat, lebih hebat TUHAN di tempat tinggi (Mazmur 93:4)
Saat ini, ada banyak kontradiksi yang terjadi dalam hidup ini. Dua hal yang berbeda dan saling tarik menarik. Kontradiksi itu juga terjadi dalam sebuah kapal penyemberangan di danau Toba beberapa tahun lalu, yaitu ketenangan dan kegusaran. Pak Kalotok, sebut saja demikian, duduk dengan tenang tatkala seluruh penumpang di dalam kapal penyebrangan itu ribut dan panik tak karuan. Keceriaan penumpang yang sedang menikmati keindahan danau Toba, seketika sirna karena gelombang danau membesar disertai deru angin dan hujan yang agak kencang. Air mulai masuk kebagian bawah kapal dan mesin kapal pun mati. Saat itu, kapal hanya terombang ambing, menemani perasaan dan pikiran penumpangnya yang terombang-ambing juga. Banyak penumpang berteriak, mengumpat menyalahkan awak kapal, ada yang berdoa nyaring sambil gemetar, tetapi Pak Kalotok duduk dengan tenang. Seorang penumpang marah padanya: "Bapak sudah mati rasa ya, sudah di tengah bahaya masih aja bengong! Ndak takut ya!! Dasar orang tua peot!".  Pak Kalotok dengan lembut menjawab: "entah aku mati rasa atau tidak, yang pasti aku berdoa menyerahkan hidupku pada Tuhan. Aku juga takut, tetapi ketakutanku kuserahkan pada-Nya karena Dia lebih besar dari semua yang terjadi ini. Itu yang membuatku tenang,  bukan pada sesama penumpang yang ketakutan ini, dengan berteriak menyalahkan orang. Karena itu tidak mengalahkan ketakutan malah menambahnya dan memperkeruh keadaan. Lihatlah dirimu nak, apakah dengan berteriak, memarahi aku, ketakutanmu berkurang?"
Tak dapat dipungkiri, kepanikan sering menambah masalah ketika gelombang kehidupan sedang menerpa. Kepanikan sering menghilangkan keyakinan pada kuasa Tuhan yang jauh lebih besar dari setiap masalah yang kita hadapi. Hal itu menyebabkan kita tidak dapat hidup dengan tenang. Berbicara tentang kebesaran Tuhan saya mengajak kita merenungkan firman Tuhan Mazmur 93: 4 " Dari pada suara air yang besar, dari pada pecahan ombak laut yang hebat, lebih hebat TUHAN di tempat TUHAN di tempat tinggi (93:4). Nas ini mengingatkan bahwa Allah jauh lebih tinggi dari segala masalah yang ada. Suara air dan pecahan ombak sebagai gambaran persoalan hidup berada di bawah perintah Allah. Oleh karena itu, persoalan dan gelombang hidup sejatinya tidak bisa mengalahkan Tuhan dan orang orang yang percaya Pada-Nya. Tidak bisa mengganggu ketenangan dan tujuan pemerintahan Tuhan dan orang yang percaya pada-Nya. Musuh gereja dan orang percaya memang memiliki kekuatan tetapi mereka sama seperti Firuan hanya sebagai tukang ribut saja (Bnd Jer 46:17). Allah  lebih kuat dari segala kepedihan, kebisingan para musuh. Ia mampu menjaga dan meyelamatkan umat-Nya dari kehancuran oleh karena terjangan air sebesar apapun dan menyelamatkan jiwa umat-Nya dari gangguan suara sebising apapun. Karena ia mampu meredakan semua deru lautan dan kebinsinganya (Maz 65:7-8), dan memberikan kedamaian bagi mereka yang teguh percaya pada-Nya (Yes 26:3).
Di tengah kesulitan seperti yang sedang kita hadapi karena Covid-19, sering sekali kita menambah kebising deru masalah hidup tatkala kita berusaha menanggapinya seperti para penumpang kapal dalam cerita di atas. Panik, ketakutan, dan mengumpat. Sebut saja misalnya, dalam video yang beredar beberapa hari lalu ketika ada seorang warga di Kabupaten tetangga dinyatakan positif Covid-19. Masyarkat sekitar rumah sakit malah ribut, demonstrasi ke rumah sakit, memarahi kepala rumah sakit, mengucapkan ucapan yang kurang pantas, meminta pasien tersebut jangan diisolasi di daerah itu. Mereka takut jika pasien tetap di rawat di situ, makin banyak orang yang akan tertular. Satu permasalahan ditanggapi dengan kepanikan dan ketakutan berlebihan. Akhirnya memunculkan keributan/kebisingan. Hal itu bisa saja menimbulkan ketersinggungan keluarga pasien, tenaga medis dan pemerintah. Kebisingan itu, tidak menyelesaikan masalah malah menambah masalah.
Harapan kita, hal demikian tidak terjadi di kabupaten ini.  Beberapa hari lalu, di Kabupaten ini diberitakan ada delapan orang yang rekatif Covid-19. Sebagai orang beriman mari tenang dan tidak terlalu cemas. Tanpa harus memanaskan suasana, dorong dan bantu mereka menjalankan anjuran medis. Bawa dalam doa kiranya mereka tidak sampai positf dan cepat sembuh. Jangan menambah kebisingan, tetapi waspdalah. Takut bisa saja muncul dalam hati dan pikiran kita, tetapi jangan beri kesempatan rasa takut itu menguasai hidup kita. Belajarlah seperti pak kalotok dan pemazmur yang menyerahkan rasa takut pada Tuhan yang jauh lebih berkuasa dari kesulitan dan rintangan hidup ini. Sembari menyerahkan rasa takut dan kuatir kita kepada Tuhan mari melakukan apa yang bisa kita lakukan menyelesaikan masalah. Mari belajar mengimani kebesaran Tuhan di atas segala masalah kita. Dengan demkian kita akan berada dalam kedamaian, sukacita dan ketenangan serta kepastian iman yang mendalam dalam menghadapi deru pergumulan hidup ini.
Akhirnya, apakah yang menguasai hatimu ditengah gelombang kesulitan yang kita hadapi saat ini? adakah rasa takut menguasaimu atau anda yang menguasai rasa takutmu? Serahkanlah hidup dan rasa takutmu pada Tuhan yang jauh lebih besar dari segala kesulitan dan yakinlah anda akan melewatinya sebagai pemenang. Selamat menaklukkan kesulitan dan tenang di tengah badai.
Selamat malam selamat beristirahat dan Tuhan memberkati kita k ini dan di sini. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar