Sabtu, 23 Mei 2020

Bertanya dan Mendengar


Bertanya dan Mendengar
(Markus 10:51)
Tadi malam, Adriel, anak bungsu kami yang masih berusia 1,5 tahun  demam karena baru menjalani imunisasi. Iapun sepanjang malam rewel dan tidak tenang. Digendong salah, dibaringkan salah, diayun pun salah. Serba salah jadinya. Pada saat yang sama, Inang pendeta juga sakit. Sakit yang amat perih tetapi tidak pernah dijenguk oleh siapapun, SAKIT GIGI. Dalam saat yang sama menghadapi dua orang yang sakit. Menghadapi Inang pendeta,tidak terlalu sulit, karena setelah ditanya ia bisa mengerti apa yang dibutuhkannya, omegtamin, air garam, balsem dan tidur. Menjaga Adirel jauh lebih sulit, ditengah tangisannya saya tanya apa yang dibutuhkan dan bagaimana supaya ia nyaman, dia tidak mengerti dan tidak tahu dan belum bisa mengatakannya. Ia memang belum bisa ngomong. Ia hanya menangis tak karuan. Jadinya saya bingung sendiri. Sekitar pukul 01.00 Adriel mulai tenang dan saya masukkan ke ayunan, dia masih menangis, tetapi hanya rengekan kecil. Sambil mengayun ayunan, saya merenung betapa pentingya bertanya, mendengar dan mengerti apa yang dibutuhkan ketika kita menghadapi rasa sakit. Pukul 02.30 Adriel terlelap dan saya pindahkan ke kasur disamping Inongnya yang sudah lebih dahulu menikmati mimpi, giginya diambil peri gigi.
Berbicara tentang makna penting bertanya, mendegar dan mengerti kebutuhan saya mengajak kita merenungkan Firman Tuhan yang tertulis dalam Markus 10: 51 "Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu? jawab orang buta itu:" Rabuni supaya aku dapat melihat". Ayat ini adalah bagian dari kisah Yesus menyembuhkan Bartimeus yang buta di Yeriko. Ketika Yesus sedang lewat diiukuti orang banyak, Bartimeus berseru memohon belas kasihan Yesus: "Yesus Anak Daud, kasihanilah Aku". Setelah beberapa lama, Yesus menyuruh agar para murid memanggilnya. Bartimeus datang kehadapan Yesus. Saat itulah Yesus bertanya apa yang dikehendaki Bartimeus dilakukan Yesus kepadanya. Di sini kita lihat Yesus meluangkan waktu untuk bertanya dan mendengar langsung kebutuhan konkrit dan mendesak dalam hidup Bartimeus. Yesus mengarahkan Bartimeus untuk memahami keadaanya dan dengan demikian terdorong unutk mengungkapkan kebutuhannya.
Dengan kata lain, bagi orang yang memohon sesuatu pada Yesus, pemahaman dan pengakuan akan keadaan diri dan situasi konkrit dirinya sangatlah penting. Selain itu, Yesus benar-benar mendengarkan kebutuhan riil Bartimeus. Lebih dari itu, bagi Yesus, adalah  penting bahwa Bartimeus sampai kepada sebuah kesadaran bahwa kebutuhannya itu bisa dipenuhi Yesus. Yesus menjawab apa yang menjadi kebutuhan umat manusia tetapi tidak selalu menjawab semua terikan manusia yang tidak menjadi kebutuhannya. Yaitu kebutuhan yang mendesak yang diungkapkan dalam kejujuran dan kebenaran. Bartimeus yang sudah dewasa itu, tentu mengerti kebutuhan dasarnya yaitu supaya ia bisa melihat. Rabuni supaya aku dapat melihat. Ia bergembira ditanyai dan didengar Yesus serta mengetahui apa yang dibutuhkannya. Didorong oleh imannya dan belas kasihan Yesus, akhirnya ia disembuhkan dan bisa melihat kembali.
Dalam kisah ini, kita melihat bahwa Yesus menyembuhkan Bartimeus tetapi juga melibatkan dia untuk ikut berpartisipasi dalam proses kesembuhan itu. Sama seperti inang pendeta tadi malam, Ia terlibat dalam proses penanganan sakit giginya, mengambil omegtamin, kumur-kumur air garam, mengoleskan balsem dan tidur. Bisakah anda banyangkan, seandainya Bartimeus sama seperti Adriel tadi malam? ketika ditanya Yesus apa yang mau diperbuat kepadanya, Bartimeus hanya menangis merengek-rengek? Mungkin ceritanya akan berbeda, meski tidak akan membuat Yesus bingung seperti saya yang bingung menghadapi Adriel sebab tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya.
Di tengah masa sulit yang kita hadapi saat ini, salah satu yang amat penting bagi kita adalah kemampuan kita untuk memahami dan menerima keadaan hidup kita. Mengerti apa yang kita butuhkan. Hal itu akan mempermudah orang lain menolong kita. Jangan hanya mengeluh dan merengek tanpa meangerti yang dikeluhkan dan dibutuhkan. Memang, ditengah kondisi sulit, banyak orang yang tidak mampu memahami diri sendiri, kondisi hidup dan kebutuhannya. Itu sebabnya ada banyak orang yang jatuh pada tuntutan akan keinginan meski itu tidak dibutuhkan. Banyak orang tidak bisa membedakan keinginan dan kebutuhan. Banyak orang yang tidak bisa jujur dan terbuka akan kebutuhan dan kondisinya. Bukankah banyak orang sakit tetapi mengangap diri sehat? Sudah ditetapkan sebagai ODP atau PDP tapi lari dari isolasi.
Hal lain yang penting dalam kondisi sulit saat ini adalah kemauan bertanya dan mendengar orang lain. Bertanya apa yang sedang dihadapi, dirasakan, dan mendengar apa yang dia butuhkan. Tidak baik bertindak seperti komandan yang memaksakan kehendak seakan-akan kita mengetahui kebutuhan orang lain. Sebagaimana Yesus mau terbuka menerima usul Bartimeus, demikianlah ktia mau mendegar dan menerima usul sesama terkait apa yang bisa kita lakukan dan berikan kepada mereka. Jangan kiranya kita memberi es pada orang yang sakit gigi. Secara singkat marilah kita bersama-sama mau bertanya, mendengar, dan secara jujur memahami apa yang kita butuhkan agar secara bersama dengan Tuhan kita bisa melewati kesulitan ini.
Akhirnya, adakah anda bertanya dan mau mendengar keluhan sesamu hari ini? Sebagai umat beriman apakah anda memahami apa yang sungguh anda butuhkan hari ini? terbukalah pada sesama terlebih pada Yesus yang mau mendengar dan menjawab kebutuhanmu. Kejujuran dan keterbukaan kita kepada-Nya menjadi cara kita berpartisipasi dalam proses kesembuhan dan keselamtan kita ditangan-Nya. Selamat bertanya dan ditanya, selamat mendengar dan didengar, selamat memahami kebutuhan dan menerimanya dari Tuhan.
Selamat malam selamat beristirahat dan Tuhan memberkati kita kini dan disini.

1 komentar:

  1. Good morning, how are you? I am Brazilian, from Rio de Janeiro and looking for new followers for my blog. New friends are also welcome.

    https://viagenspelobrasilerio.blogspot.com/?m=1

    BalasHapus