Bertanya dan Mendengar
(Markus 10:51)
Tadi malam,
Adriel, anak bungsu kami yang masih berusia 1,5 tahun demam karena baru menjalani imunisasi. Iapun
sepanjang malam rewel dan tidak tenang. Digendong salah, dibaringkan salah,
diayun pun salah. Serba salah jadinya. Pada saat yang sama, Inang pendeta juga
sakit. Sakit yang amat perih tetapi tidak pernah dijenguk oleh siapapun, SAKIT
GIGI. Dalam saat yang sama menghadapi dua orang yang sakit. Menghadapi Inang pendeta,tidak
terlalu sulit, karena setelah ditanya ia bisa mengerti apa yang dibutuhkannya, omegtamin, air garam, balsem dan tidur. Menjaga
Adirel jauh lebih sulit, ditengah tangisannya saya tanya apa yang dibutuhkan
dan bagaimana supaya ia nyaman, dia tidak mengerti dan tidak tahu dan belum
bisa mengatakannya. Ia memang belum bisa ngomong. Ia hanya menangis tak karuan.
Jadinya saya bingung sendiri. Sekitar pukul 01.00 Adriel mulai tenang dan saya
masukkan ke ayunan, dia masih menangis, tetapi hanya rengekan kecil. Sambil
mengayun ayunan, saya merenung betapa pentingya bertanya, mendengar dan
mengerti apa yang dibutuhkan ketika kita menghadapi rasa sakit. Pukul 02.30
Adriel terlelap dan saya pindahkan ke kasur disamping Inongnya yang sudah lebih
dahulu menikmati mimpi, giginya diambil peri gigi.
Berbicara
tentang makna penting bertanya, mendegar dan mengerti kebutuhan saya mengajak
kita merenungkan Firman Tuhan yang tertulis dalam Markus 10: 51 "Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat
bagimu? jawab orang buta itu:" Rabuni supaya aku dapat melihat".
Ayat ini adalah bagian dari kisah Yesus menyembuhkan Bartimeus yang buta di
Yeriko. Ketika Yesus sedang lewat diiukuti orang banyak, Bartimeus berseru
memohon belas kasihan Yesus: "Yesus
Anak Daud, kasihanilah Aku". Setelah beberapa lama, Yesus menyuruh
agar para murid memanggilnya. Bartimeus datang kehadapan Yesus. Saat itulah Yesus
bertanya apa yang dikehendaki Bartimeus dilakukan Yesus kepadanya. Di sini kita
lihat Yesus meluangkan waktu untuk bertanya dan mendengar langsung kebutuhan
konkrit dan mendesak dalam hidup Bartimeus. Yesus mengarahkan Bartimeus untuk
memahami keadaanya dan dengan demikian terdorong unutk mengungkapkan
kebutuhannya.
Dengan kata
lain, bagi orang yang memohon sesuatu pada Yesus, pemahaman dan pengakuan akan
keadaan diri dan situasi konkrit dirinya sangatlah penting. Selain itu, Yesus
benar-benar mendengarkan kebutuhan riil Bartimeus. Lebih dari itu, bagi Yesus,
adalah penting bahwa Bartimeus sampai
kepada sebuah kesadaran bahwa kebutuhannya itu bisa dipenuhi Yesus. Yesus menjawab
apa yang menjadi kebutuhan umat manusia tetapi tidak selalu menjawab semua
terikan manusia yang tidak menjadi kebutuhannya. Yaitu kebutuhan yang mendesak
yang diungkapkan dalam kejujuran dan kebenaran. Bartimeus yang sudah dewasa
itu, tentu mengerti kebutuhan dasarnya yaitu supaya ia bisa melihat. Rabuni supaya aku dapat melihat. Ia
bergembira ditanyai dan didengar Yesus serta mengetahui apa yang dibutuhkannya.
Didorong oleh imannya dan belas kasihan Yesus, akhirnya ia disembuhkan dan bisa
melihat kembali.
Dalam kisah
ini, kita melihat bahwa Yesus menyembuhkan Bartimeus tetapi juga melibatkan dia
untuk ikut berpartisipasi dalam proses kesembuhan itu. Sama seperti inang
pendeta tadi malam, Ia terlibat dalam proses penanganan sakit giginya, mengambil
omegtamin, kumur-kumur air garam,
mengoleskan balsem dan tidur. Bisakah anda banyangkan, seandainya Bartimeus sama
seperti Adriel tadi malam? ketika ditanya Yesus apa yang mau diperbuat kepadanya,
Bartimeus hanya menangis merengek-rengek? Mungkin ceritanya akan berbeda, meski
tidak akan membuat Yesus bingung seperti saya yang bingung menghadapi Adriel
sebab tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya.
Di tengah
masa sulit yang kita hadapi saat ini, salah satu yang amat penting bagi kita
adalah kemampuan kita untuk memahami dan menerima keadaan hidup kita. Mengerti
apa yang kita butuhkan. Hal itu akan mempermudah orang lain menolong kita. Jangan
hanya mengeluh dan merengek tanpa meangerti yang dikeluhkan dan dibutuhkan.
Memang, ditengah kondisi sulit, banyak orang yang tidak mampu memahami diri
sendiri, kondisi hidup dan kebutuhannya. Itu sebabnya ada banyak orang yang
jatuh pada tuntutan akan keinginan meski itu tidak dibutuhkan. Banyak orang
tidak bisa membedakan keinginan dan kebutuhan. Banyak orang yang tidak bisa
jujur dan terbuka akan kebutuhan dan kondisinya. Bukankah banyak orang sakit tetapi
mengangap diri sehat? Sudah ditetapkan sebagai ODP atau PDP tapi lari dari
isolasi.
Hal lain
yang penting dalam kondisi sulit saat ini adalah kemauan bertanya dan mendengar
orang lain. Bertanya apa yang sedang dihadapi, dirasakan, dan mendengar apa yang
dia butuhkan. Tidak baik bertindak seperti komandan yang memaksakan kehendak
seakan-akan kita mengetahui kebutuhan orang lain. Sebagaimana Yesus mau terbuka
menerima usul Bartimeus, demikianlah ktia mau mendegar dan menerima usul sesama
terkait apa yang bisa kita lakukan dan berikan kepada mereka. Jangan kiranya
kita memberi es pada orang yang sakit gigi. Secara singkat marilah kita bersama-sama
mau bertanya, mendengar, dan secara jujur memahami apa yang kita butuhkan agar
secara bersama dengan Tuhan kita bisa melewati kesulitan ini.
Akhirnya, adakah
anda bertanya dan mau mendengar keluhan sesamu hari ini? Sebagai umat beriman apakah
anda memahami apa yang sungguh anda butuhkan hari ini? terbukalah pada sesama
terlebih pada Yesus yang mau mendengar dan menjawab kebutuhanmu. Kejujuran dan
keterbukaan kita kepada-Nya menjadi cara kita berpartisipasi dalam proses
kesembuhan dan keselamtan kita ditangan-Nya. Selamat bertanya dan ditanya,
selamat mendengar dan didengar, selamat memahami kebutuhan dan menerimanya dari
Tuhan.
Selamat
malam selamat beristirahat dan Tuhan memberkati kita kini dan disini.
Good morning, how are you? I am Brazilian, from Rio de Janeiro and looking for new followers for my blog. New friends are also welcome.
BalasHapushttps://viagenspelobrasilerio.blogspot.com/?m=1